And One (Part 2)

Title : And One (Part 2)

Cast :

  1. Choi Sooyoung SNSD
  2. Gong Chanshik B1A4
  3. L/Myungsoo INFINITE
  4. Jin BTS

Other Cast :

  1. Choi Soojin (Sooyoung Sister)
  2. Kim Himchan B.A.P

Genre: Family, Romance, Sad, Family

Creat By : H-By

Anyeong readerdeul ^^, balikku cepet kan? hehehe

Oh iya, mau sedikit curcol nih.. ff ini tu terinspirasi dari dorama hana kimi dan One Litre of tears.

Nah karakter L itu kaya Sano, Jin kaya Nakatsu, dan Gongchan kaya Sekime *kalo ga tau, silakan nonton dulu wkwk.

Dan cast namjanya sengaja aku rolling(?) di tiap part biar endingnya ga bisa di tebak.  😛

kalo kalian sadar, cast namjanya adalah visual tiap group loh, manteb ga tuh? kekeke

#sekian nyampah saya#

 

NB :

  • maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan(typo)
  • maaf jika ada kata-kata kasar/menyinggung
  • maaf jika ada kesamaan cerita

Happy reading & don’t be siders

 

—[And One/Keurigo hana]—

Picture25`

.

—[Kau pikir menyenangkan? di puji banyak orang tapi di benci adik sendiri?]—

.

“Dia? Kenapa dia datang kesini lagi?” Batin Sooyoung saat dia menyadari jika namja yang baru saja menabraknya adalah namja yang sama dengan tadi malam.

“Hey ada apa lagi denganmu?” Tanya namja itu pada Sooyoung. Dia terlihat sedikit mendekat pada gadis itu.

Mendengar itu, Sooyoung malah kembali menunduk. Dia menggigit bibir bawahnya agar dia tak kembali terisak.

“Hey! Kau.. baik-baik saja k-“ namja itu menghentikan langkahnya saat dia mendengar derap langkah dari dalam rumah Sooyoung.

“Sooyoungie, Ya Tuhan.. Ada apa deng- “

“eh… Myungsoo-ssi?” Dan Sooyoung bisa mendengar suara Soojin dari belakang.

Meski dia tak menoleh, dia tetap tahu jika sekarang namja yang di panggil Myungsoo itu dan juga Soojin sedang bertatapan.

“Myungsoo? Apa yang kau lakukan disini? Apa kau… ingin datang ke pestaku?” Tanya Soojin sambil mendekat perlahan. Bisa terlihat jika ada sedikit senyuman disana.

Namja bernama Myungsoo itu mulai berdiri. Dia sedikit membersihkan baju dan celananya yang sedikit kotor. Setelah itu dia menatap Soojin lagi.

“Aku datang kesini hanya untuk mengembalikan bekal makanan yang kau berikan padaku” ucap namja itu dengan begitu dingin. Dia meraih kotak bekal kecil berwarna baby blue dari dalam tasnya.

Meski terlihat tidak peduli, tapi Sooyoung tetap memperhatikan tiap ucapan dan gerak-gerik dua orang itu.

“Jadi dia belum mengembalikanya tadi malam?” batin Sooyoung tak percaya.

“Eh.. i.. itu…” Sooyoung bisa mendengar jika Soojin bicara dengan sedikit tergagap.

“Aku sudah bilang Choi Soojin, berhenti membuatkan bekal untuku setiap hari… aku bukan anak kecil dan aku bukan seseorang yang harus kau perlakukan seperti itu” ucap Myungsoo dengan cukup kasar.

“M.. myungsoo-ya.. aku.. hanya…”

“Kau sudah 17 tahun kan? Jadi kurasa kau sudah mengerti maksud dari ucapanku” ucap Myungsoo dengan wajah datar. Dan Soojin langsung menunduk setelah mendengar ucapan Myungsoo itu.

“Satu lagi…” ucap Myungsoo.

“Nde?” Tanya Soojin sambil mendongak dan menatap Myungsoo penuh harap.

Myungsoo terdiam sejenak dengan wajah dinginya, lalu beberapa saat kemudian dia menunduk dan menatap Sooyoung yang masih terduduk disana.

“Dia adikmu kan?” Tanya Myungsoo sambil menunjuk Sooyoung.

Soojin langsung menunduk dan menatap adiknya yang masih terduduk disana. Yeoja bernama Sooyoung itu masih terlihat menunduk dan tidak berbicara sama sekali.

“A- Be.. benar” ucap Soojin lirih.

Mendengar jawaban Soojin, Myungsoo langsung tertawa tak percaya. “Bagaimana kau bisa membiarkan adikmu tersungkur seperti itu dan kau lebih memperdulikan kenapa aku datang kesini?” Tanya namja itu.

‘DEG’ Sooyoung maupun Soojin langsung tersentak mendengarnya. Sooyoung bahkan membulatkan matanya karena dia sedikit tak percaya dengan ucapan Myungsoo.

“Bagaimana dia bisa memperhatikan hal yang aku sendiri saja tidak peduli” batin Sooyoung sambil sedikit mendongak. Dia melirik namja yang masih menatap Unnienya dengan tajam.

“Oh.. Soo.. Sooyoungie.. Mianhae, Mianhae, “ Dan Soojin langsung berjongkok setelah dia menyadari ucapan Myungsoo. Soojin merangkul bahu Sooyoung dan berniat membantu Sooyoung berdiri.

Sooyoung sendiri masih terdiam dan tidak mau buka mulut. Dia hanya menunduk dengan mata yang menyorotkan kebencian.

“Ya Tuhan, kakimu berdarah lagi?” Soojin kembali memekik saat dia melihat luka Sooyoung tadi malam yang kembali mengeluarkan darah.

‘DEG’

Dan namja bernama Myungsoo itu langsung menunduk melihat luka di lutut Sooyoung.

“Jadi dia.. terluka karena tadi malam?” batin Myungsoo, bisa dilihat jika wajahnya terlihat merasa bersalah.

“Berhenti berbuat baik padaku!” ucap Sooyoung sambil mendorong tubuh soojin agar sedikit menjauh darinya.

Soojin terlihat sedikit tersentak, tapi dia tak peduli dan kembali mendekat pada Sooyoung dan berniat membawa adiknya itu masuk.

“Aku tidak berbuat baik padamu, aku hanya kasihan pada tubuhmu yang selalu saja kau abaikan!!” Ucap Soojin dengan sedikit ketegasan disana.

“Itu bukan urusanmu!“ Ucap Sooyoung dengan nada yang begitu kasar.

Soojin mendongak dan menatap Sooyoung dengan wajah serius. “Tentu saja itu adalah urusanku! Karena kita lahir dari rahim yang sama!”

“Bwo?”

“Hmm… meski dulu aku masih sangat kecil, tapi aku benar-benar tahu jika Omma berjuang sangat keras untuk melahirkanmu! melahirkan tubuhmu ini!” ucap Soojin dengan wajah yang begitu serius. Dia bahkan memegang kedua bahu Sooyoung agar Sooyoung benar-benar paham dengan maksud Soojin.

‘DEG’

Dan Sooyoung berhasil tersentil karena ucapan itu. Dia langsung terdiam dan tidak bisa menyanggah lagi ucapan Soojin. Dia hanya terdiam dengan tatapan kosong.

“Ayo, sekarang berdiri dan kembali masuk” ucap Soojin. Dengan susah payah dia mengangkat tubuh Sooyoung yang lebih besar dari tubuhnya itu.

“Dan Myungsoo-ssi” Panggil Soojin, Dia menatap namja itu dengan wajah datar sebelum dia dan Sooyoung membalikan badan.

Dan Myungsoo sendiri hanya diam dan menatap Soojin.

“Bekal itu adalah yang terakhir” ucap Soojin.

Myungsoo mengernyit sedangkan Sooyoung melirik ke arah Soojin dengan dahi yang berkerut, “Bwo?”

“Aku tahu, kau membenciku. Huffft… dan aku juga tahu.. kau risih akan sikapku ini padamu. Tapi…” Soojin terdiam sejenak.

“Tapi… setidaknya kau sudah tahu dimana rumahku”

Soojin menghela nafas sejenak, “setidaknya…. saat terjadi sesuatu padaku suatu hari nanti, kau sudah tahu dimana kau bisa melihatku” lanjut Soojin dengan senyuman tipis di bibirnya.

‘DEG’

Sooyoung langsung mengernyit, “Hey, Kenapa dia bicara seperti itu?” batinya curiga.

Myungsoo terdiam sejenak sambil menatap Soojin tajam. “Cih, kau menggelikan! Dasar aneh!” ucap Myungsoo lalu segera beranjak pergi.

Sooyoung menatap Soojin yang kini menatap Myungsoo dengan sendu. Lama dia diam dan memikirkan sesuatu.

Beberapa saat kemudian, Sooyoung maju satu langkah, “YA!!” Pekik Sooyoung.

Dan Myungsoo langsung mengentikan langkahnya setelah mendengar itu, Dia langsung membalikan badanya dan menatap Sooyoung datar.

“Kau yang aneh!” pekik Sooyoung pada Myungsoo yang sudah berdiri sepulu langkah di depanya.

“Eh?” Soojin menoleh pada Sooyoung dengan tatapan tidak mengerti.

“Bwo?!” tanya Myungsoo yang juga tidak tahu maksud Sooyoung.

“Ya, kau adalah namja ter aneh yang pernah ku temui!” lanjut Sooyoung.

“Sooyoungie, apa yang kau bicarakan?” ucap Soojin sambil mengguncang lengan Sooyoung.

Sooyoung terdiam sejenak sambil menatap Myungsoo, “Kau tahu? hampir semua teman namjaku menyukai kakaku, mereka berharap bisa mengenal kakakku lebih jauh..” ucap Sooyoung.

Soojin mengernyit, “Apa maksudnya?”

“Lalu?” Tanya Myungsoo dengan wajah datar.

“Mereka benar-benar bahagia meski hanya di lempari senyum oleh kakakku…” lanjut Sooyoung. Wajahnya terlihat bangga namun juga pedih dalam satu waktu.

Myungsoo tertawa remeh, dia melangkah tiga kali ke arah Sooyoung sambil menatap Sooyoung datar.

“Kau meneriakiku aneh hanya untuk menceritakan bagaimana teman-temanmu itu mengagumi kakakmu?” tanya Myungsoo.

“Cih… Benar kan, kau adalah namja aneh! kau aneh karena kau mengabaikan yeoja secantik kakaku”

“Haah?!”

“apa kau tidak tahu? kau hanya bisa menemukan yeoja semacam ini satu dari seratus orang! dan kau malah mengabaikan kebaikanya, bukankah itu aneh? bukankah itu berati kau adalah namja yang aneh?” Lanjut Sooyoung dengan wajah heran.

Myungsoo melipat kedua tanganya di dada tanpa melepaskan pandanganya dari Sooyoung.

‘Yeoja ini benar-benar.. unik…’ batin Myungsoo.

“Kau juga bodoh!” umpat Sooyoung sambil menoleh pada Soojin.

“Eh?” Tanya Soojin tak mengerti.

“Diluar sana masih banyak namja yang perhatian denganmu, yang menghargai segala usahamu dan pengorbananmu, yang menatapmu dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang, jadi lupakan saja namja aneh seperti dia…” Ucap Sooyoung sambil menunjuk Myungsoo.

“Jika kau masih berharap banyak padanya, kau akan menemukan seseorang yang mirip denganku lagi di kehidupanmu” Ucap Sooyoung dengan wajah marah.

‘DEG’

“Seseorang…. yang… mirip denganku?” batin Myungsoo yang berusaha memahami maksud ucapan Sooyoung.

Beberapa saat kemudian Soojin tersenyum. Dia seakan sudah mengerti dengan maksud Sooyoung.

“Arraseo Sooyoungie, kurasa kau benar!” ucap Soojin dengan senyuman lebar. Entah kenapa dia benar-benar bahagia setelah mendengar Sooyoung berbicara seperti itu.

“Kalau begitu, ayo.. kita masuk ^^” ucap Soojin sambil merangkul lengan Sooyoung lalu beranjak masuk ke dalam rumah.

——

“Kenapa kau membawaku kesini? dan kenapa kau meninggalkan tamu-tamumu hanya untuk mendapat hujatan dariku dan dari namja bernama Myungsoo itu?” tanya Sooyoung saat mereka telah sampai di taman belakang rumah.

“Aku tidak perlu menjawabnya karena kau pasti tak akan percaya” ucap Soojin tanpa menoleh, dia lebih memilih untuk melepas plaster di kaki Sooyoung yang sudah berubah warna menjadi merah itu.

“Kau terlalu bodoh!” umpat Sooyoung.

“Hmm.. ya… kurasa kau benar” jawab Soojin santai.

“Jika kau seperti itu terus, kau akan di rendahkan oleh orang-orang keparat sepertiku” lanjut Sooyoung.

Dan Soojin langsung tertawa mendengarnya. “Aku tahu.. orang keparat sepertimu, tidak akan menjadi keparat dalam segala hal, hmm…. aku tahu… ada kalanya, orang keparat tidak selalu menjadi orang yang keparat” ucap Soojin.

Sooyoungpun mengernyit mendengarnya,”Apa maksud dia sebenarnya?” Batinya.

“Lalu… kenapa kau membawaku kesini melalui pintu belakang? temanmu tidak akan bisa melihat kebaikanmu jika kau melakukanya bukan?” Sindir Sooyoung.

Mendengarnya, Soojin pun tertawa tipis. Beberapa saat kemudian dia mendongak dan menatap adiknya yang duduk di ayunan buatan appanya itu.

“Kau pikir menyenangkan? di puji banyak orang tapi di benci adik sendiri?” tanya Soojin balik.

‘DEG’

Sooyoung sedikit tersentak mendengarnya. Tapi karena gengsi, dia membuang muka dan menoleh ke arah lain.

“Suatu saat, kau akan mengerti betapa berharganya satu anggota keluarga itu di bandingkan dengan harta dan tahta sekalipun” ucap Soojin disela kegiatanya memasangkan plaster baru pada kaki Sooyoung.

Dan Sooyoung langsung menunduk menatap Soojin. Dia sadar, Soojin adalah yeoja baik. sangat malah. Tapi, begitu banyak hal yang membuatnya tidak suka akan keberadaan gadis itu.

“TESS!”

‘DEG’

Mata Sooyoung membulat saat dia melihat sebuah cairan merah keluar dari hidung Soojin.

“Unnie!” Sooyoung langsung menutup mulutnya karena dia terlalu terkejut.

Soojin yang belum terlalu paham dengan ekspresi Sooyoungpun kini langsung memeriksa cairan apa yang mengalir dari hidungnya.

“Eh?” Dan Soojin ikut terkejut saat dia melihat darah di tanganya itu.

‘Tapp!’

“Ya Tuhan,” Sooyoung langsung meraih sapu tangan yang ada di sakunya, lalu dia segera menaruh sapu tangan itu di hidung Soojin.

“Sooyoungie.. nan gwenchana” ucap Soojin sambil menatap Sooyoung dengan senyumnya yang hangat. Meski Sooyoung juga bisa melihat jika Wajah Soojin mulai berubah pucat.

“BRUKK!!”

“UNNIEE!”

——

Sooyoung masih duduk di ruang tunggu. Dia terus saja mengaitkan kedua tanganya dan sesekali mengeratkan kaitan itu.

“Apa yang terjadi denganya?” Batin Sooyoung gelisah.

“Apa ini… karenaku?” Batin Sooyoung takut. Sungguh, ini pertama kalinya dia melihat Soojin seperti itu. Pingsan di hadapanya dengan wajah yang begitu pucat.

“Apa yang sudah kau lakukan?”

‘DEG’

Sooyoung langsung mendongak saat Tuan Choi tiba-tiba bertanya pada Sooyoung dengan nada marah.

“Appa, kenapa kau seperti ini?” Ucap Omma Sooyoung sambil mengusap bahu Tuan Choi dengan lembut.

“Kau masih mau seperti ini Choi Sooyoung? kau harusnya sadar.. dia kelelahan, dia melakukan segala hal sedangkan

kau malah melakukan sesuatu dengan sesuka hatimu!” lanjut Tuan Choi.

Sooyoung langsung menunduk, dia merapatkan bibirnya dan menggigit bibir bawahnya. Kali ini dia sama sekali tak menyangkal, dia hanya diam dan mendengarkan omelan Appanya itu.

“Appa, jebal! ini bukan salah siapa-siapa!” ucap Nyonya Choi yang berusaha menenangkan.

“Hiks…. hiks…” Sooyoung semakin menunduk dan mulai terisak. Sekarang ini yang dia rasakan adalah antara kesal dan juga sedih.

“Kau sudah hampir lulus dan masuk SMA! jadi berhentilah bersikap kekanak-kanakan!” ucap Tuan Choi. Kali ini nadanya terdengar lirih dan penuh kepedihan. Dan beberapa saat kemudian, dia berjalan menunju pintu dimana Soojin sedang di periksa di dalamnya.

“Hikks… hiks….” Dan Sooyoung semakin terisak mendengarnya.

“GREBB!”

“Eh?” Sooyoung langsung melirik kesamping saat Nyonya Choi duduk di sampingnya dan memegang tanganya dengan lembut.

“Kau tidak perlu khawatir, semua ini bukanlah salahmu..” ucap Ny. Choi sambil tersenyum lembut pada Sooyoung.

—***—

Sooyoung menghentikan kegiatanya menulis saat ada seseorang yang berdiri di samping mejanya.

Sooyoung mendongak malas, “Bwoya?” tanya Sooyoung datar.

“Apa benar, Soojin Noona masuk rumah sakit?” Tanya namja bernama Sandeul itu.

Sooyoung terdiam sejenak lalu membuang nafas, “Benar” jawab Sooyoung singkat.

“Dia sakit apa?” tanya Illhoon yang tiba-tiba muncul di belakang Sandeul.

“Molla..” Sooyoung lagi-lagi menjawab pertanyaan itu dengan malas. Dia kembali menulis dan tidak memperdulikan dua namja itu.

“Ishh bagaimana kau bisa tidak tahu” dumal Illhoon sambil berjalan menjauh bersama Sandeul.

“Haassshh… mengganggu saja” gumam Sooyoung sambil memutar bola matanya malas. Dia berusaha menenangkan hatinya dan tidak terbawa emosi karena semua ini.

“Sooyoung-ssi” Panggil seseorang lagi.

“Hmm?” tanya Sooyoung. Kali ini dengan nada yang mulai kesal.

“Di ruangan mana kakakmu di rawat? kami ingin menjenguknya” tanya Jinyoung dengan wajah memohon. Luhan, Xiumin dan Kangjun yang juga ikut menghampiri Sooyoung kini juga menatap Sooyoung penuh harap.

“Kompleks Summer nomer 10” jawab Sooyoung tanpa meninggalkan kegiatanya menulis.

“Mmm.. Sooyoungie, ngomong-ngomong kakakmu sakit apa?” Tanya Luhan pelan. Sesungguhnya dia tidak mau menyinggung perasaan Sooyoung.

Sooyoung pun mendongak dan menatap temanya itu satu persatu. Dia berusaha memahami apa sebenarnya yang ada di pikiran namja-namja itu.

“Molla” Jawab Sooyoung singkat lalu kembali menghadapkan pandanganya pada buku catatanya.

“Cih.. bagaimana seorang adik bisa tidak tahu kakaknya sakit apa?” ejek Kangjun.

“Bwo?” Sooyoung kembali mendongak dan menatap Kangjun tajam.

“Kurasa dia sakit karena dia stress punya adik sepertimu” lanjut Xiumin dengan wajah remeh.

Sooyoung terlihat mengeratkan giginya dan menggigit bibir bawahnya.

“Kau benar, jadi segera menyingkir karena kalian tidak akan mendapat apa-apa dariku” ucap Sooyoung dingin.

“Cih!” Ejek Xiumin.

“Sooyoungie” Panggil Jinyoung.

“Kuharap kau bisa sedikit lebih baik padanya, mmm… kami semua melihatnya saat itu, saat kau bicara kasar pada Soojin Noona yang sudah begitu baik padamu” Pinta Jinyoung. Meski tatapanya tidak tajam dan tidak meremehkan. Tapi bisa di lihat jika ada keseriusan disana.

Sooyoung diam untuk beberapa saat dan lebih memilih untuk menatap namja-namja itu dengan datar.

“Mmm.. Sooyoungie, Mianhae… kami bukan bermaksud mengaturmu, tapi… kurasa, kau memang harus merubah sikapmu itu, ini juga demi kebaikanmu..” Lanjut Luhan dengan nada yang lebih lembut daripada yang lainya.

“Huufffttt….” Sooyoung membuang nafas panjang sambil menunduk. Beberapa saat kemudian dia mendongak kembali.

“Sudah?” Tanya Sooyoung dingin.

“Eh?”

“Jika sudah, segera menyingkir dariku! aku tidak mau berdebat dengan siapapun sekarang!” ucap Sooyoung dan masih dengan nada dingin.

“Hmm.. baiklah, kami pergi. Kami juga sudah malas bicara denganmu!” ucap Kangjun dengan jujurnya.

“Sssstt!” Bentak Jinyoung sambil menutup mulut Kangjun.

“M… Mianhae Sooyoungie karena sudah mengganggumu” ucap Jinyoung pada Sooyoung. Wajahnya terlihat merasa bersalah.

Sooyoung menghela nafas dan berusaha menahan emosinya. “Pergi” Ucap Sooyoung tanpa menatap satupun dari mereka.

“Nnn.. nde…” Dan akhirnya empat orang itu pergi menjauh dari hadapan Sooyoung.

“Haaaahhhhh….” Sooyoung langsung membuang nafas panjang. Setelah itu, dia melipat kedua tanganya di meja lalu dia meletakan kepalanya di atas tangan itu. Jika orang lain melihat, Pasti mereka menganggap Sooyoung seperti orang yang sedang sakit.

Sekarang Sooyoung melihat langit dari balik jendela yang memang berada di dekat tempat duduknya.

“Hmm… apa sekarang, hanya langit yang mau tersenyum padaku?” gumamnya pelan. Sungguh, sekarang dia merasa seperti seseorang yang terasingkan.

TAP!’

Dan Sooyoung langsung mengernyit saat seseorang tiba-tiba duduk di bangku Yuri yang berada di sampingnya, dan hal itupun menyebabkan Sooyoung tak bisa melihat langit lagi.

“Gong Chansik, apa maumu?” tanya Sooyoung malas. Dia masih saja meletakan kepalanya itu di meja.

Gongchan ikut melipat kedua tanganya di meja lalu menoleh pada Sooyoung.

“Bagaimana? apa baik-baik saja?” Tanya Gongchan dengan wajah serius.

Sooyoung membuang nafas, “Lagi-lagi.. lagi-lagi..” Batin Sooyoung sedikit enggan.

“Hmm… ya, Kurasa Soojin Unnie sudah lebih baik, dan mungkin hari ini dia sudah bisa pulang ke rumah” ucap Sooyoung dengan suara lemah.

Gongchan terlihat tersenyum. “Maksudku kau..” ucap Gongchan mengklarifikasi.

Dan Sooyoung tentu saja sedikit heran mendengarnya, “Aku? kenapa kau malah bertanya keadaanku di saat Unnieku sedang sakit?” tanya Sooyoung heran.

Gongchan lagi-lagi tersenyum, “Pasti pertanyaan ‘apa dia baik-baik saja’ sudah terdengar lebih dari sepuluh kali untuk Unniemu, dan pasti banyak orang yang mengkhawatirkanya….” ucap Gongchan sambil menatap ke atas.

“Dan karena itu kau menanyakan keadaanku? karena sama sekali tidak ada orang yang peduli padaku eoh? kau kasihan padaku?!” tanya Sooyoung dengan nada marah. Dia bahkan sampai kembali duduk tegap agar dia benar-benar bisa menatap Gongchan.

Kali ini Gongchan malah tertawa, “Hahaha, apa dipikiranmu, semua orang itu hanya peduli pada Soojin Noona dan sama sekali tidak ada yang peduli padamu?” tanya Gongchan balik.

“Itu kenyataan bukan? semua orang menganggapku sampah yang sama sekali tak butuh di perhatikan, dan aku yakin kau juga beranggapan seperti itu, benar kan?”

Gongchan tersenyum tipis lalu menopang dagunya yang tirus itu dengan tangan.

“Soojin Noona adalah tetanggaku..” ucap Gongchan.

“Hasshh, dia pasti ingin berbicara aneh lagi….” batin Sooyoung yang terlihat mulai malas. Diapun kembali meletakan kepalanya di atas lipatan tanganya. Dia menghadapkan wajahnya pada Gongchan dan berniat mendengarkan ucapan namja itu saja.

“Tapi… kau adalah tetangga sekaligus temanku kan?” Lanjut Gongchan sambil menoleh pada Sooyoung.

‘Deg’ Sooyoung membulatkan matanya saat mendengarkan ucapan itu, tapi beberapa saat kemudian dia mengangguk saja seolah sudah mengerti.

“Mungkin wajar jika menanyakan bagaimana keadaan Soojin Noona sekarang, karena dia memang sedang sakit…, tapi… kurasa… aku juga harus menanyakan itu padamu…,” Ucap Gongchan dan masih dengan perkataan yang sulit di pahami.

“Eh?” Sooyoung tentu saja semakin bingung dengan ucapan Gongchan.

“Mungkin aku tidak merasakanya sekarang, tapi aku tahu… rasanya di beda-bedakan itu benar-benar tidak enak” lanjut Gongchan.

“Hmm… Sangat tidak enak” Sambung Sooyoung. Dia masih terlihat lemah dan lunglai.

Gongchan mengangguk paham. Setelah itu, dia ikut meletakan kepalanya di atas lipatan tanganya. Sehingga sekarang, wajah mereka saling berhadapan.

Gongchan dan Sooyoung terdiam sejenak sambil terus bertatapan. Mungkin jika orang lain melihat hal itu, mereka akan mengira jika terjadi sesuatu antara Gongchan maupun Sooyoung.

“Choi Sooyoung..” Panggil Gongchan pelan.

“Nde?” Tanya Sooyoung yang juga dengan nada pelan. Dia sama sekali tidak merasa risih meski sekarang wajahnya benar-benar lurus berhadapan dengan wajah Gongchan.

“Kita teman kan?” Tanya Gongchan.

Sooyoung terdiam sejenak dan berfikir. “Ya…, kadang-kadang” ucap Sooyoung dengan anda yang tidak serius.

“Cihh!” Mendengar hal itu, Gongchan tertawa kecil.

“Apa yang ingin kau katakana sebenarnya?” Tanya Sooyoung.

“Jika kau merasa ter asingkan, Kau bisa mengingat ucapanku tadi ^^” Lanjut Gongchan.

Sooyoung mengernyit, “ Ucapan? ucapan yang mana?” tanya Sooyoung bingung.

Gongchan tersenyum dan menampakan puppynya. “Haha, dasar pelupa!” ejek Gongchan sambil meraih kepala Sooyoung lalu menyentil dahi Sooyoung pelan.

“Awww.. Apppooodaa!!” Rintih Sooyoung sambil memegangi dahinya yang terasa berdenyut nyeri. Sedangkan Gongchan malah menertawainya.

“TAPP!”

Sooyoung dan Gongchan sedikit mendongak saat mereka mendengar seseorang duduk di bangku yang ada di depan meja Sooyoung.

“Oh, Jin-ssi… ?“ sapa Gongchan saat dia sudah kembali duduk tegap.

“Kalian….. “ Jin terlihat menyipitkan matanya.

“Eung?”

“Kalian pacaran ya?” Tanya Jin dengan wajah mengintrogasi.

Mendengar itu, Sooyoungpun ikut duduk tegap. Dia dan juga Gongchan kini menatap Jin dengan wajah datar.

“Kenapa ekspresi mereka seperti itu? apa mereka benar-benar berpacaran?” Batin Jin was-was.

Beberapa saat kemudian, Sooyoung menoleh pada Gongchan.

“Ng… Gongchan-ssi” Panggil Sooyoung sambil menyenggol lengan Gongchan pelan.

“eung?”

“Apa dia… sedang bicara dengan kita?” Tanya Sooyoung dengan wajah polosnya.

“Mmmm… Molla” Jawab Gongchan sambil menggeleng, kali ini dia juga menampakan wajah tak bersalah.

Mata Jin pun langsung membulat, “Yak! kalian-! kalian mau mati ya?!” Pekik Jin sambil mengayunkan tanganya.

“Hhahahahahaha…” Sooyoung dan Gongchan pun langsung tertawa melihatnya. Bahkan keduanya bertos seakan sudah memenangkan sesuatu.

“Hasshh Freak!” Ucap Jin lalu segera pergi dari tempat itu.

—***—

1 week Latter~

“Bwo?!” Sooyoung langsung memekik terkejut setelah dia mendengar ajakan konyol Ommanya.

“Iya, kita sekeluarga datang ke pertunjukan theater pertama Soojin” ulang Ny. Choi.

Sooyoung mendengus pelan, “Tidak mau! kurang kerjaan sekali” tolak Sooyoung. Dia sama sekali tak menatap satupun anggota keluarganya dan malah memilih untuk menatap makananya.

“Sooyoungie!” bentak Appa Sooyoung.

Sooyoungpun menatap keluarganya satu-persatu, entah kenapa matanya kembali berkaca-kaca.

—[Flashback]—

“Jebal.. sekali saja omma datang melihat pertandinganku, hari ini aku akan mengikuti pertandingan basket resmi Omma, jika aku mendapat banyak point, aku akan menjadi anggota resmi tim basket sekolah” ucap Sooyoung dengan nada merengek.

Omma menoleh pada Sooyoung, “Mian Sooyoungie, Omma harus menjaga toko.. kau tahu sendiri kan, toko kita sudah mulai ramai sejak beberapa bulan ini …”

“hanya setengah jam..” tawar Sooyoung. Dan Omma Sooyoung kembali menggelengkan kepalanya.

Sooyoung memanyunkan bibirnya sambil mendengus, beberapa saat kemudian dia menoleh pada kakanya yang sedang makan.

“Soojin Unnie, kau datang ya besok, aku yakin jika kau datang, bukan hanya aku yang semangat.. tapi semua temanku juga..” pinta Sooyoung dengan wajah memelas.

Soojin terdiam sejenak sambil menatap Sooyoung. “Mian Sooyoungie, besok aku harus menghadiri rapat pengurus osis, kau tahu sendiri kan, aku adalah anggota baru… aku tidak berani membolos” ucap Soojin dengan wajah menyesal.

Sooyoung kembali mendengus, “Appa, Besok appa mampir kesekolahku ya.. sebentar saja..” Pinta Sooyoung.

Tuan Choi terlihat mengambil segelas air lalu meminumnya, setelah itu dia menatap Sooyoung dingin.

“Appa harus bertemu dengan beberapa client Sooyoungie, lagipula Appa sudah bilang padamu.. lupakan saja permainan basket itu…, waktumu hanya terbuang sia-sia kau tahu?” ucap Appa Sooyoung.

—[End Flashback]—

“Aku harus mengikuti les tambahan, kalian tahu kan sebentar lagi aku akan melaksanakan ujian akhir…” ucap Sooyoung yang berusaha menahan emosinya.

“Sejak kapan kau mau mengikuti les tambahan? kau kan bisa izin sebentar.. lagipula sekolahmu kan hanya berjarak beberapa meter dari sekolah Soojin..” ucap Appa Sooyoung, kali ini dia berkata sedikit lembut.

Sooyoung mendengus dan memutar bola matanya malas, “Tidak mau! untuk apa aku meninggalkan les tambahan hanya untuk kegiatan tak berguna seperti itu” ucap Sooyoung kasar.

Soojin menghela nafas saat dia melihat tanggapan Sooyoung. Dia tahu kenapa Sooyoung seperti itu.

Ny.Choi memegang bahu Sooyoung, “Tapi ini pertunjukan pertama Soojin Sooyoungie.., jebal, sebentar saj-“

“BRAKK!” Sooyoung menggebrak meja dengan kedua tanganya.

“Aku bilang aku tidak mau!” Bentak Sooyoung sambil menatap tajam pada semuanya.

“Sooyoungie” Panggil Ny. Choi lembut.

“Omma…, Sooyoung benar, dia harus mengikuti les tambahan agar dia bisa mengerjakan ujian akhir dengan baik, jadi biarkan saja…” ucap Soojin melerai.

Sooyoung menatap Soojin datar. Beberapa saat kemudian dia kembali duduk dan melanjutkan makannya.

“Mmmm.. Keureom, Sooyoungie..” Panggil Soojin.

“Ng?” Tanya Sooyoung tanpa menoleh.

“Setelah kau lulus, kau mau melanjutkan ke SMA mana?” Tanya Soojin basa-basi.

“Yang pasti bukan sekolahmu” jawab Sooyoung singkat.

“Sooyoungie, kenapa kau bicara seperti itu?” ucap Omma Sooyoung.

Sooyoung yang tadi menunduk, kini mendongak dan menatap Ommanya.

“Jangan berfikir buruk Omma, aku tidak masuk ke sekolah Soojin Unnie karena memang aku tidak pandai dalam hal seni” ucap Sooyoung. Kali Ini dengan nada yang sedikit melembut.

“Dan kau tidak cukup pandai untuk bisa masuk ke sana..” ucap Appa Sooyoung.

Sooyoung, Soojin dan juga Ny.Choi menoleh pada Tuan Choi.

“Yap! Itu point terpenting, aku tidak akan bisa sepandai anak kesayanganmu yang bernama Soojin itu” ucap Sooyoung lalu beranjak pergi dari ruang makan itu.

——-

Sooyoung membuka matanya saat dia mendengar suara aneh di dalam kamarnya.

“Hasshh bwoya igo?” gumamnya pelan sambil menyibakan rambutnya yang sedikit menutupi wajahnya.

Beberapa saat kemudian dia membalikan badan namun tanpa bangun dari tidurnya.

“Eh? Apa yang dia lakukan?” Batin Sooyoung heran saat dia melihat Soojin sedang berdiri di depan kaca sambil berbicara sendiri.

Sooyoung yang memang mendapat bagian bawah dari ranjang tingkat itu tentu saja bisa melihat jelas apa yang sedang Soojin lakukan.

Dia bisa melihat jika sesekali Soojin membaca sebuah buku, lalu beberapa saat kemudian dia menghadap ke cermin lagi sambil berbicara.

“Sesuka itukah kau dengan theater? Bahkan ini sudah jam dua malam.. ckck” Gumam Sooyoung sambil beranjak duduk di pinggir ranjangnya.

“Eh? Sooyoungie, kau sudah bangun?” Tanya Soojin terkejut.

“Aku terbangun karena suaramu itu… ishh” Gumam Sooyoung kesal.

“Hehe Mian” ucap Soojin sambil menggaruk tengkuknya.

“Memang kau memerankan apa kau belum tidur jam segini?” Tanya Sooyoung sambil menghampiri Soojin. Dia duduk di kursi belajarnya yang memang berada di dekat Unnienya itu.

“Julliet” jawab Soojin singkat. Dan Sooyoung bisa melihat sinar bahagia di matanya.

“Jinjjayo? Wah pasti pemeran romeo bahagia sekali bisa menciumu nanti” Ejek Sooyoung.

“Haahh, kurasa tidak…” jawab Soojin sambil tersenyum miris.

Sooyoung mengernyit, “Waeyo?” Tanya Sooyoung heran.

“Yang mendapat bagian menjadi romeo adalah Myungsoo, tapi sepertinya dia tidak tertarik dan tidak mau maksimal memerankanya” jawab Soojin dengan wajah putus asa.

“Myungsoo? Namja aneh itu?” Tanya Sooyoung memastikan.

Soojin tertawa mendengarnya, “Dia tidak aneh Sooyoungie, dia hanya terlalu dingin dan tertutup” ucap Soojin membenarkan.

Sooyoung mendelik, “Eih, kau malah membelanya, padahal sudah jelas jika dia mengabaikanmu, dan bagiku itu adalah hal yang sangat aneh” ucap Sooyoung.

“Sebaik apapun aku padanya, hatinya tetap saja menolaku” Jawab Soojin lirih.

“Bwo?” Tanya Sooyoung tak mengerti.

Soojin kembali tertawa miris, “Kau harus tahu.. aku bukanlah wanita idaman semua pria. Beberapa dari mereka punya cara sendiri dalam menyukai seseorang. Tidak harus cantik, tidak harus berbakat, tidak harus feminim, tidak harus seksi…”

“Tapi di jaman sekarang, semua namja hanya menatap yeoja dari visualnya saja..”

“Jika kau masih berfikir seperti itu, maka kau harus melihat Myungsoo.., Karena buktinya, dia… tidak menyukaiku” ucap Soojin.

Sooyoung terdiam sejenak, “Kau suka denganya ya?” Tanya Sooyoung. Dan Soojin hanya diam dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Sooyoung mendesah tak percaya. “Haah jinjja, seperti Drama saja…! kenapa kau masih menyukainya dan tidak melupakanya, sedangkan kau tahu jika dia tidak menyukaimu?”

Soojin tersenyum lemah, “Dia… pernah melakukan sesuatu yang membuatku tidak bisa semudah itu melupakanya”

Sooyoung mengernyit, “Melakukan.. sesuatu?”

Soojin menunduk sambil tersenyum tipis. Beberapa saat kemudian dia menoleh pada Sooyoung lagi.

“Ini sudah malam, ayo tidur” Ucap Soojin lalu segera naik ke tempat tidurnya.

—-***—-

Tap! Tap! Tap!

Sooyoung melangkahkan kakinya dengan sedikit malas. Cuaca hari ini benar-benar panas dan membuat tubuhnya sedikit lelah. Dia bahkan memilih untuk berjalan ke halte melalui taman kota yang berada di dekat sekolahnya. Taman itu berada di antara sekolahnya, sekolah Soojin dan juga beberapa sekolah lainya. Maka tidak heran jika taman itu di penuhi anak sekolah.

“BRUKK!” Lalu dengan sedikit kesal, dia duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu. Kursi itu memiliki dua sisi, yang satu menghadap ke jalan setapak taman, dan yang satu menghadap pada danau buatan yang berada tepat di tengah taman itu.

“BRUKK!!” masih dengan kesal, Sooyoung menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi tadi. Meski punggungnya terbentur cukup keras, dan kursi itupun sedikit bergoyang, Sooyoung tak peduli.

Sooyoung menatap ujung pohon di taman itu satu persatu. Lalu beberapa saat kemudian dia mendengus.

“Haasshh.. kenapa taman ini tidak punya pohon uang?” Pekik Sooyoung kesal. Suaranya bahkan menggema di taman itu.

“Jika pohon uang itu ada, maka tidak akan ada manusia aneh sepertimu lagi”

‘Deg’

Mata Sooyoung membulat seketika saat dia mendengar seseorang berbicara di belakangnya. Orang itu berbicara dengan nada malas.

“A.. apa.. apa sejak tadi.. ada seseorang di belakangku?” Batin Sooyoung was-was. Diapun menoleh perlahan pada orang yang duduk di belakangnya itu.

Sooyoung mengernyit, “Eh? Kau?” Sooyoung sedikit terkejut saat dia menyadari jika orang yang tadi berbicara adalah namja yang beberapa hari lalu menabraknya dua kali. Benar, dia adalah teman Soojin yang katanya bernama Myungsoo. Sekarang, namja itu terlihat sedang tidur di kursi yang membelakangi kursi Sooyoung. Dia menggunakan satu lenganya untuk bantalan.

“Haasshhh.. sudah berisik, kasar, bicara omong kosong lagi… kau tahu? kau sudah mengganggu tidur berhargaku!” umpat Myungsoo tanpa membuka matanya.

Medengar itu, Sooyoung mendengus pelan. “What a weird guy!” Umpat Sooyoung pelan dengan tatapan datar.

Beberapa saat kemudian dia memilih untuk kembali menghadapkan tubuhnya kedepan seolah dia sedang sendiri disana.

“Eh, Tunggu… bukankah hari ini…” Gumam Sooyoung sambil memeriksa jam tanganya. Lalu beberapa saat kemudian dia kembali menolehkan tubuhnya kebelakang.

“Hey namja aneh” Panggil Sooyoung.

Namja itu tak mendengarkan Sooyoung. Dia hanya diam dan memejamkan mata seperti orang tidur.

Sooyoung mendengus, “Ya! namja aneh! apa kau tuli?!” Tanya Sooyoung dengan sedikit memekik.

Namja itu langsung mendengus dan membuka matanya. Diapun segera duduk dan menatap Sooyoung kesal.

“Yah!! bisakah kau tidak berteriak?! aku ini seumuran dengan kakakmu!” Pekik Myungsoo tak kalah keras. Bahkan Sooyoung sedikit mendelik karena itu.

“Salahnya kau tidak mendengarku!” ucap Sooyoung kesal.

“Hasshh! yasudah! apa maumu?!” Tanya Myungsoo yang akhirnya memilih untuk mengalah.

“Bukankah hari ini ada pertunjukan theater di sekolahmu?” Tanya Sooyoung.

“Mungkin” Jawab Myungsoo dengan santainya. Dia pun memilih untuk kembali membaringkan badanya di kursi.

“Mungkin?! Bukankah kau memerankan Romeo?” Tanya Sooyoung memastikan.

“Benar, tapi aku malas” Jawab Myungsoo. Lagi-lagi dia berbicara dengan begitu dingin dan tanpa dosa.

“Malas? Lalu dengan siapa Unnieku berpasangan?” Tanya Sooyoung dengan nada sedikit kesal.

“Mana aku tahu? itu bukan urusanku” ucap Myungsoo.

Mata Sooyoung semakin membulat mendengarnya, “Ckckckck, Ternyata masih ada ya manusia yang lebih keparat dariku..” Gumam Sooyoung takjub.

“Ya! bagaimana kau bisa berbicara bahwa itu bukan urusanmu?! dimana tanggungjawabmu?!” tanya Sooyoung kesal.

“Aku tidak peduli” jawab Myungsoo singkat. Dia terlihat memejam matanya lagi.

Mendengar itu, Sooyoung mendengus kesal. Beberapa saat kemudian dia berdiri dan berjalan mendekat pada Myungsoo.

Myungsoo yang menyadari hal itupun membuka satu matanya, itupun dengan sedikit malas.

“TAPP!” Dengan begitu yakin, Sooyoung meraih lengan Myungsoo lalu menariknya dengan sekuat tenaga hingga namja tampan itu jatuh ke tanah.

“YAH!!! Apa yang kau lakukan haahh?!!!” Tanya Myungsoo sambil berdiri dengan cepat. Dia bahkan mendekatkan tubuhnya pada Sooyoung dan menatap gadis itu penuh murka.

“TAPP!!” Sooyoung mendorong bahu Myungsoo agar namja itu sedikit menjauh darinya.

“Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau memperlakukan Unnieku seperti ini? Kau tahu.. dia bahkan berlatih sampai jam dua malam hanya demi theater ini!, dan kau…..!” Sooyoung berhenti lalu menghela nafas sejenak.

“Kau… malah tidur disini seolah kau juga berlatih keras seperti dia?!! seolah sekarang ini kau tidak menanggung tanggungjawab apapun?!! Hey, sekeparat-keparatnya aku.. aku tak akan setega itu pada orang lain!” pekik Sooyoung kesal.

Dan Myungsoo langsung terdiam mendengar hal itu.

“Hassshh! “ Karena sudah terlanjur kesal, Sooyoungpun meraih lengan Myungsoo dan menarik namja itu pergi.

“He.. hey! apa yang kau lakukan?!” Tanya Myungsoo bingung. Tapi dia sama sekali tak memberontak dan melihat apa yang sebenarnya ingin adik Soojin itu lakukan.

——-

“BIIIIMM!”

“TAPP!”

Sooyoung dan Myungoo langsung menghentikan langkahnya saat sebuah mobil mengklakson mereka. Sooyoungpun segera melepskan cengkramanya terhadap tangan Myungsoo.

“Kenapa ada ambulance? Apa yang terjadi?” gumam Myungsoo heran saat dia tahu jika mobil tadi adalah ambulance. Dia juga sedikit heran saat terdapat begitu banyak kerumunan di depan loby sekolahnya.

“Apa sedang ada donor darah? kenapa ada ambulance disekolah ini?” Tanya Sooyoung heran.

‘DEG’

Dan mata Sooyoung langsung membulat saat dia melihat kedua orang tuanya keluar dari sebuah pintu yang sepertinya adalah pintu aula yang digunakan untuk pertunjukan theater.

“Omma.. Appa?” Gumam Sooyoung terkejut. Tentu saja dia terkejut, karena sekarang kedua orang tuanya terlihat panik dan juga sedih. Bahkan Omma Sooyoung terlihat menangis di bahu Appanya.

“Apa yang terjadi?” Gumam Sooyoung. Diapun segera berlari menghampiri ambulance itu.

“Appa, Omma.. apa yang terjadi? kenapa ka-“

‘DEG’

Dan Sooyoung langsung mnghentikan langkah sekaligus ucapanya saat dia melihat Soojin sedang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang pembawa orang sakit. Sepertinya Soojin akan di masukan ke dalam ambulance itu.

“Soojin Unnie?!” pekik Sooyoung syok. Sekarang, dia bisa melihat jika ada darah yang keluar dari mulut dan hidung Soojin.

“TAPP!” Myungsoo yang ternyata mengikuti langkah Sooyoung, kini juga ikut berhenti dengan ekspresi terkejut.

“Soojin?!”

.

—[…ada kalanya, orang keparat tidak selalu menjadi orang yang keparat…]—

.

—[tbc]—

 

Mian ya kalo masih banyak kesalahan. ini udah 4.6rb kata loh, semoga kalian puas dan memberikan tanggapan yang setimpal ya hehe…

Oh iya, yang pingin tahu kenapa aku ga ngepost ff Soo-GD di grup aku jelasin nih.

Aku agak badmood denger berita GD yg katanya pacaran ma orang jepang. Bukan gara-gara enpi, tapi rasanya jadi ga ngefeel aja buat ngelanjutin hehe.

Yaudah, aku tunggu tanggepan kalian ya, bye-bye ^^

48 respons untuk ‘And One (Part 2)

  1. Soojin sakit apa sih ??? ,,, kenapa pada suka soojin sih ??? Padahal cantik soo kemana-mana #bela_bias #kenyataan ,,, L kayanya suka sama soo nih,,, chanshik nya koq cuma nyempil dikit ??? Gk bisa chanshik puppy pasti itu unyu banget,,,, #KebanyakanTanyaGw #Hehehe ,,, NICE,,, NEXT,,, eonni padahal gw dah nunggu ff Soo-GD dari lama 😦 ,,,

  2. febryza berkata:

    duh ini masih aja ngebeda-bedain soojin sama sooyoung.. ngeselin bgt kan kalo digituin udah dibeda-bedain terus engga Ada yg peduli pula kasian bgt sooyoung unnie… plis bgt buat ini myungsooyoung ayolaaaah jebal please..
    oiya gd sama kiko itu ya? yah jangan engga dilanjutin dong sooyoung aja udah punya pacar tapi feelnya masih berasa engga punya pacar muehehehe

  3. soo eon msh perhatian sma soojin pdhl kan orangtuanya dh pilih kasih bngt, apa karena soojin punya penyakit parah hingga orang tuanya lbh perhatian k soojin?
    nextnya d tunggu..

  4. eoh? sooyoung,myungsoo?/! ya? soojin sakit apa ya? *gapeduli *peach(?)||lanjut ye eonn!! ya tau eonn sebenernya aku dah lumutan nungguin sooGD.Ohh ternyata alesannya enntu toh!!! emang sih agak gimana gitu si GD sama org jepang itu -,-

  5. ayu_hy99 berkata:

    dibeda2in itu rasanya bnr2 ga enak..
    msh kebawa emosi klo udh pas soo dibanding2in sma soojin apalagi tdi pas scene yg ditanya tmn2nya itu, bahkan mungkin bkn temen juga sih klo mereka kya gitu..
    ditunggu aja deh lanjutannya..
    dan oh iya ff G-Young tetep lanjutin dong, sabodo teuing lah dengan si mba skiko itu..

  6. ayuk berkata:

    Penasaran sebener.ny soojin sakit apa sih???
    Sooyoung keren dehh…walau dia gak suka ama soojin , dia tetep belain soojin didepan myungsoo…salut dah
    Semoga aja appa soo lebih perhatian lagi ama soo..gak ke soojin aja…
    Ditunggu ya part selanjut.ny chingu

  7. Gak tau sapa yang kudu dibela disini, semuanya punya kisah mereka masing” dan mereka gak bisa dibandingin masa cuma ga bisa seni aja digituin sama appanya? Itu gimana sih appa nya -_-
    Disini jin jadi sapa kak? Jadi penasaran deh :3
    Nextnya ditunggu kaak 😀

  8. fika berkata:

    Menurut aku disini tuh yg salah appanya sooyoung dan soojin. Karena appanya yg pilih kasih dan bikin sooyoung benci ke kakanya sendiri dan bikin soojin dibenci sm adiknya sendiri. Menurut aku sooyoung dan soojin itu cuman korban aja.Semangat eonnie!!! lanjutkan…

  9. anita sy berkata:

    kasihan soo diabaikan ma orangtuany padahal dy udh berusaha membanggakan mereka:(Soojin sbenernya sakit apa?ap nanti akhirny dy meninggal?pnsrn bnget ma klnjutanny next y .oya ff di fb ditunggu next partny..sbnerny ak jg badmood gra2 dnger berita GD dket ma orang jepang…padahal ak bru ja ngfans ma dy .

  10. giayoung berkata:

    Soo sama soojin punya crita masing*, dan emang gak enak dibeda*in sama ortu sendiri tapi, mungkin mereka lakuin itu karena soojin sakit. Myungsoo sama chansik suka sama soo ? Wah pensaran sama kelanjutannya
    KEEP FIGHT ya thor 🙂

  11. Si Myung cool bgt di depan Soojin. Tapi di depan Sooyoung lucu >_< . Kayaknya bakal ada kisah cinta segitiga disini. Myung nanti cinta sama Sooyoung? gak sabar..

    Aku kira tadi, operanya diceritain, tp Soojin terlanjur pingsan.
    Si Myung cuek bgt jd orang. Peka kek

  12. yeniswisty berkata:

    sakit nya tuh di sini *tunjuk dada* di beda bedain orang tua..
    mbok ya kasih perhatian kek se’enggaknya dikit aja lah biar gak sesek..

  13. Dwi berkata:

    aku suka karakter myungsoo hehhe, sojin sakit? sakit parahkah?. kenapa baru tahu ada ff ini? 😦 . ceritanya menarik aku suka. semnagattt yaaa 🙂

  14. Soohaelin berkata:

    Ehem, mau pesen ama myungsoo, dia itu es kutub yah keke:p. Myungsoo cuek benerr,, aku kayanya mulai bisa paham kenapa sooyoung sikapnya begitu sama keluarganya, dia cuman pingin ortunya merhatiin dia juga kan. Gongchan jadi namja baik banget yah, aku suka deh:D. Nice chapternya, baca part selanjutnya hehe:D

  15. SYLove berkata:

    Setuju sama Gongchan, dibandingin itu tidak enak.
    Soo-Chan Jail nih!
    Soo-Myung kalo ketemu cek cok terus gak pernah akur tapi kok cocok yaa (mikir)
    Jangan bilang Soojin kecapean sampe kayak gitu. Gws yaa…

  16. erinn butarbutar berkata:

    semoga soojin bisa sembuh dan orangtua sooyoung lebih mengerti keadaa sooyoung
    author fighting 😉

  17. ismi khaerin berkata:

    Woy appa soo kok kek gtu bgt shh…
    Tau deh mski soojin punya kelainan juga shrsnya soo jga diperhatiin. Toh dia juga sma2 anak nya tpi kok dia ngangep soo kya anak tiri..nyesek nh.
    Myung kok kyak lemah ya didpn soo, ksanya dia pasra sma perlakuan soo

  18. Keikooo berkata:

    Yakkkkkkkkkkkkkkkkk, i’m speechlees. Serius ggk tahu mau ngomong apa buat part ini, serius yah saya baru smpe chap 2 cuman rasanya tuh udah kayak gimana gituuu. Kasian bnget sama Sooyoung, gimana yah, agak kesel juga sama karakter orangtuanya Sooyoung, masa Soojin mulu, ggk kebayangin deh kalo di posisinya Sooyong, tpi Soojin sedih juga sih, ahhh entahlah baca fanfic ini kayak flashback gitu. Hahahah, penasaran sih sama chap selanjtnya dan lebih penasaran lagi sama masing karakternya, trutama karakter asli Sooyoung, lebih2 karakter cast cowoknya. Huhuhu, typoo lain kali di perhatiin, meskipun ini udah selesai, tpi sekdar review saja untuk perbaikan fanfic berikutnya kak. Satu lagi, seandainya cover+summarynya keren, mungkin bakalan lebih mdnarik minat pembaca deh, haha. Sekian dlu review yv tak bermanafaat dari saya, selesai ini devious menunggu. Hahah, gamsahamnida, *bow*

  19. nisa berkata:

    mungkin gak sih penyebab orang tua sooyoung lebih sayang sama soojin itu karena soojin sakit sakitan?? myungsoo juga terlalu dingin og sama soojin…..

  20. Aduh emang sih ya, di bandingan bandingin itu rasanya gak enak meskipun niatnya baik. Anak terakhir emang biasanya gitu sih, apa lagi kalau kakak kakaknya pada sukses, yang terakhir musti dituntut jadi yang terbaik. Huhu Sooyoung aku ngerti kamu kok, karna aku juga gitu /duh curcol/

    Tapi itu gaya si Myung oke juga, cool depan Soojin tapi sama Sooyoung lucu gitu muehehehe

  21. rabiatul Afifah al-gzl berkata:

    wah… Sooyoung kenapa sih selalu disalahin orang tuanya kan kasihan harusnya jadi orang tua itu yang adil dalam mengurus anak

Tinggalkan Balasan ke yani yanuari Batalkan balasan